ADAT & BUDAYA NUSANTARALatest

Tari Wutukala, “Monumen” Peralihan Suku Moy

Trippers.id – Indonesia sangat kaya akan nilai-nilaikebudayannya, terutama di bidang tarian. Masyrakat Indonesia sering menjadikan tarian sebagai bentuk ekspresi rasa gembira, ritual adat, sampai menjadikannya sebagai “monumen” untuk memperingati atau merespon segala sesuatu.

Papua Barat, khususnya Kota Sorong terdapat sebuah tarian yang unik, di mana tarian ini merupakan tarian yang menjadi “monumen” untuk mengenang peralihan cara menangkap ikan yang dulunya menggunakan tombak, kemudian kini menggunakan alat lain seperti jaring pukat dan racun tuba. Suku Moy adalah suku di wilayah pesisir Sorong, sehingga mata pencaharian mereka adalah nelayan.

Foto: Indonesiakaya.com

Tarian yang dinamai tari wutukala ini dimainkan dengan penari berjumlah genap namun tidak jarang juga berjumlah ganjil. Tarian ini dilamukan secara berpasangan karena skenario yang dibuat dalam tarian ini adalah dimulai dari seorang penari laki-laki yang mengajak teman-temannya untuk menangkap ikan menggunakan tombak.

Kemudian, di tengah tarian perempuan datang menggunakan tas noken sebagai tempat untuk mengumpulkan ikan hasil tangkapan pemuda tadi. Hal inilah yang menjadikan tari wutukala sebagai tarian yang memperingati bahwa dulunya Suku Moy ini pernah menangkap ikan menggunakan tombak yanh sekarang sudah ditinggakan karena sulitnya menggunakan metode semacam ini.

Foto: factofindonesia.com

Pakaian yang digunakan oleh penari mirip seperti pakaian adat Papua Barat pada umumnya. Ikat kepala bulu cendrawasih, rok rumbia serta lukisan khas papua pada tubuh untuk penari lelaki. Sedangkan penari perempuan menyesuaikan dengan pakaian laki-laki, hanya saja ditambah baju atau torso sebabagi penutup dada.

Pengiring tarian ini juga terbilang cukup lengkap. Jika penampilan secara langsung, pengiring akan menggunakan alat musik full band ditambah dengan tifa sebagai cita rasa khas Papua. Namun tidam jarang juga, karena keterbatasan orang, pengiring harus digantikan dengan rekaman musik saja. Namun hal ini tidak menjadikan kecerian tari wutukala menjadi menurun, karena irama musik membuat tati wutukala menjadi lebih dinamis dan ceria.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *